#MAKALAH - ILMU & PENDIDIKAN
kumpulan sumber ilmu pengetahuan dan pendidikan
Kamis, 21 Mei 2020
Selasa, 28 April 2020
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Pendidikan, seperti sifat sasrannya yaitu manusia,
mengandung banyak aspek dab sifatnya sangat kompleks, karena sifat nya
yang kompleks itu, maka tdak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat para ahli beraneka ragam dan kandungannya berbeda yang satu
dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep
dasa yang digunakan, asspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah
yang melandasinnya.
Pendidikan sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewaris budaya dari sati generasi ke generasi yang
lain. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari
generasi yang tua ke generasi yang muda. Ada 3 bentuk transformasi
yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain, kemudian yang kurang cocok
diperbaiki misalnya tata cara pesta pernikahan, dan yang terakhir yang
tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu ditabukan
diganti denagn pendidikan seks melalui pendidikan formal.
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknnya kepribadian peserta didik. Bersifat sistematis karena
pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambung dan bersifat
sistemik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi , di semua
lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat).
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara, diartikan sebagai
suatu kegoatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi
warga negara yang baik, yang bersifat relatif, tergantung kepada tujuan
nasional dari masing-masing bangsa, oleh karena masing-masing bangsa
mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda.
Pendidikan sebagai penyipan tenaga kerja, diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja
yang berupa siakp, pengetahuan dan ketarampilan kerja calon luaran.
Definisi pendidikan menurut GBHN, GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990:105)
memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut:
pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila serat Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mapu membangun
dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta memenuhi kebutahan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Tujuan dan proses pendidikan
Tujuan pendidikan yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegitan
pendidikan, tujuan pendidikan bersifat normatif yaitu mengandung unsur
norma yang bersifat memaksa tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai
hidup yang baik. Tujuan pendidikan juga berifat abstark karena memuat
nilai-nilai yang sifatnya abstark. Tujaun yang demikain sebenarnya
sangat sulit untuk dilaksanakan dalam bentauk praktek sedangkan tujuan
umum perlu dirinci sehingga tujuan yang lebih khusus dan terbatas mudah
terealisasikan didalam praktek.
Proses pendidikan, merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujian pendidikan.
Kualiata pendidikan mengejala pada dua segi yaitu kualitas komponen dan
kualitas pengelolaannya, pengelolaan proses pendidikan tersebut meliputi
pengelolaan ruang lingkup makro yang berupa kebijakan-kebijakan
pemerintah, kemudian pengelolaan ruang lingkup meso yaitu implikasi
kebijakan-kebijakan nasional ke dalam kebijakan operasional dalam ruang
lingkuo wilayah di bawah tanggung jawab kakanwil Debdikbud, serta
pengelolaan ruang lingkup mikro yaitu aplikasi kebijakan-kebijakan
pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah.
Konsep pendidikan sepanjang hayat (PSH)
Sepanjang hidupnya manusia memang tidak perna berada di dalam suatu
vakum, mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secra aktif,
dinamis, kreatif dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tdak identic denagn
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang
berlangsung sepanjang hidup.
PSH didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian
dan penstrukturan pengalaman pendidikan, untuk pengorganisasian dan
penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari yang
paling muda sampai yang paling tua.
Sejauh ini makna PSH dalam kerangka ilmiah dan dalam praktek kehidupan
keseharian, Namun PSH sebagai konsep yang secara ilmiah mendasari
pendidikan yang belum jelas.
Ada beberapa alasan dalam tulisan Cropley mengapa PSH diperlukan yaitu:
Alasan keadilan, PSH memungkinkan terwujudnya keadilan social, dimana
masyarakat merasakan adanya persamaan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan.
Alasan ekonomi, PSH secara radikal mendasarkan diri pada konsep baru
dalam pemprosesan pendidikan memeliki implikasi pembiayaan pendidikan
yang luas adan lebih longgar.
Alasan perkembangan iptek, pengaruh perkembangan iptek sangatlah luas dalm semua sector pembangunan.
Alasan sifat pekerjaan, kenyataan menunjukan bahwa perkembangan iptek
disatu sisi dalam skala yang besar menyita pekerjaan tangan diganti
dengan mesin, tetapi tak dapat dipungkiri disisi lain yang juga
memberikan andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang menyerap
banyak tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses
pekerjaan.
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri dan tanggung jawab
sendiri dari pembelajar. Ada beberapa alasan yang memperkuat konsep
kemandirian dalam belajar diantaranya adalah perkembangan iptek yang
berlangsung pesat, penemuan iptek yang bersifat relative, peserta dididk
mudah memehami konsep-konsep yang rumit dan abastark jika disertai
denagn contoh yang konkret, dan dalam proses pendidikan dan pembelajaran
pengembangan konsep seyogianya tidak dilepaskan dari sikap dan
penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
Unsur-unsur pendidikan
Peserta didik yaitu subjek aatu pribadi yang otonom yang diakui
keberadaannya. Ciri khas yang dipahami oleh pendidik diantaranya
individu adalah insan yang unik, sedang berkembang, membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi, serta memilki kemampuan
untuk mandiri.
Pendidik , ialah orang yang bertanggung jawan terhadap peleksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Hal yang penting untuk
diperhatikan oleg pendidik adalah masalah kewibawaan yaitu suatu
pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk
menagkui, menerima dan menuruti denagn penuh pengertian atsa kekuasaan
tersebut. Kewibawaan tersebut dapat memudar jika tidak dirawat dan
dibina oleh karenanya ada 3 sendi kewibawaan yang harus dibina yaitu
kepercyaan, kasih syang dan kemampuan.
Interksi edukatif antar peserta didik dengan pendidik, Interksi edukatif
pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didikdenagn
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Materi atau isi pendidikan, terdiri materi inti dan materi muatan lokal.
Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan
persatuan bangsa, sedangakn materi muatan local misisnya adalah
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan.
Konteks yang memengaruhi pendidikan
Alat dan metode pendidikan yaitu segala sesuatu yang dilakukan atau
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada yang
bersifat preventif yaitu bermaksud mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak dikehendaki. Serta bersifat kuratif yaitu bermaksud memperbaiki. Tempat peristuwa berlangsung (lingkungan pendidikan), biasa disebut tri pusat pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.
APA SAJA MASALAH POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Masalah Pokok Pendidikan
https://www.youtube.com/watch?v=KEkT5WMtz4k
Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari kehidupan social budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan
sistem, pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa. Jika tidak sinkron dengan
pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem
dengan sistem social budaya sebagai suprasikstem tersebut dimana system
pendidikan menjadi bagiannya,menciptakan kondisi yang sedemikian rupa. Sehingga
permasalahan intern system pendidikan itu menjadi sangat kompleks.
Artinya, suatu permasalahan intern dalam system
pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah diluar system pendidikan
itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yanmg dihadapi
oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini yaitu:
1.
Bagaimana semua warga
negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2.
Bagaimana pendidikan
dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat
terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat.
Apa saja Faktor Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Masalah Pendidikan ?
Ada beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan
masalah pendidikan antara lain :
1. Perkembangan Iptek
dan Seni
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang eras antara
pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai alam
semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Sebagai contoh betapa eratnya hubungan
antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi baru yang
digunakan dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan
mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan
bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup baru,
kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan
metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan , otomatis juga
sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua tersebut
tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi
manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang
indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Malalui kesenian manusia
dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan
tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan.
Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas
maka sudah seharusnya jika dunia seni dikembangkan melalui sistem pendidikan
secara terstruktur dan terprogram.
Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana
pendidikan. Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai
fungsi begitu penting tetapi di sekolah –sekolah saat ini menduduki kelas dua.
Pendidikan kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain terpenuhi
pelayanannya. Itulah sebabnya mengapa kesenian tidak termasuk ebtanas,
disamping juga sulit menyediakan tenaga
pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia secara memadai
karena mahal.
2. Laju Pertumbuhan
Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2
hal, yaitu:
a.. gambar
pertumbuhan penduduk
Menurut Emil Salim
(Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai
berikut:
Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan
terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil. Sebabnya karena
tingkat kematian menurun labih cepat yaitu sebesar 4.5 % dari turunnya tinggi kelahiran, yaitu
sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan umur penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana dan sarana
pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah.
Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Dan juga terjadi pergeseran
permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung
lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.
Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke perguruan tinggi juga
meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu
disediakan pendidikan nonformal.
b. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk,
terutama dikota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu didaerah
pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi dipegunungan dan
pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan
dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
Disamping sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan pola yang
statik (di kota padat, di desa jarang) juga perlu diperhitungkan adanya arus
perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang terus menerus terjadi.
Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan
perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak pola
pasaran kerja yang seharunya menjadi acuan dalam pengadaan acuan dalam
pengadaan tenaga kerja.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam beberapa tahun terakhir, aspirasi
masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan
hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan , kesemuanya ini mempengaruhi
peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberikan
jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan peningkatan hidup sosial seseorang.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi
terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar
nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya
sendiri. Apa akibat yang timbul dari perubahan sosial tersebut? Gejala yang
timbul ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi
meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal mulia bermunculan
beraneka ragam penidikan nonformal.
4. Keterbelakang Budaya dan Sarana
Kehidupan
Keterbelakang budaya adalah suatu istilah
yang diberikan oleh sekelompok masyarkat (yang menganggap dirinya sudah maju)
kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya, kebudayaanya dipadang sebagai
sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaannya
tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari
masyarakat luar itu dianggap subjektif.
Semestinya masyarakat luar bukan harus
menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaian kebudayaan tersebut dengan
tuntutan zaman. Dan bukankah pendidikan
mempunyai misi sebagai transformasi budaya (dalam hal ini adalah kebudayaan
nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang tangguh adalah yang bertumpu
pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika system pendidikan
dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka
untuk berperan serta dalam pembangunan.
C.
Permasalahan
Aktual
Pendidikan dan Penaggulangannya
Adapun beberapa masalah aktual pendidikan dan
penaggulangannya, yaitu :
1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah,
karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang
dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan
–kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk
ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan
meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru
pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Dahulu sebuah sekolah sudah dapat
beroperasi jika ada murid , guru,dan ruangan tempat belajar dengan beberapa
sarana seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber , ia menjadi pusat tempat
bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian
dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru dalam berkembang dan cakupannya masih terbatas.
Guru mendudukan dirinya hanya sebagai
bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber belajar yang hanya justru
dapat ditemukan diluar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan, museum,
toko buku, berbagai media massa,
lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam dan lingkungan
sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah mengingatkan bahwa alam ini
adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.
2. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun
mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasa; 6 menyatakan
tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat
pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar, Pasal 2
menyatakan bahwa pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggita masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
3. Upaya Penanggulangan
Beberpa upaya yang perlu dilakukan untuk
menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikemukakan pada butir 1,
anatara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.
b. Pelaksanaan Ko dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
c. Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke
perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang
prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar
di perguruan tinggi.
d. Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu.
Misalnya anatara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak
denagn berbagai jenisnya . di segi lain pendirian perguruan tinggi swasta
dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.
e. Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan)
perlu diberi perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru
menjadi penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembanguanan.
Langganan:
Postingan (Atom)